besoksenin.co – Ada hal yang berbeda dari biasanya saat Bulan Syawal tiba. Entah mengapa di momen sehabis lebaran itu banyak sekali undangan yang datang ke rumah. Begitupun dengan setiap ujung gang, yang dihiasi banyak janur kuning yang melengkung. Ya, Bulan Syawal identik dengan resepsi pernikahan. Mungkin karena Rasulullah menikahi Aisyah di Bulan Syawal.

Ketika Syawal dihiasi banyak janur kuning melengkung,
Kondangan menjadi rutinitas harian. Hadir dari satu resepsi ke resepsi yang lain. Isi dompet semakin tipis seiring dengan isi perut yang diisi jamuan resepsi di prasmanan. Makanan-makanan khas hajatan menjadi santapan hampir setiap hari. Begitupun dengan hiburan seperti organ tunggal, jaipongan, serta dangdutan yang menjadi ciri khas hiburan hajatan di Majalengka. Tinggal siapkan saja saweran untuk joget, iya kan? Semakin menipiskan isi dompet.
Ketika Syawal dihiasi banyak janur kuning melengkung

Itu artinya, prinsip “pepet terus sebelum janur kuning melengkung, sudah tak bisa lagi berlaku sebab janur kuning sudah benar-benar melengkung”. Sudah tak ada lagi kesempatan untuk menikung. Terlebih jika ijab telah disahkan. Tertutup sudah satu pintu untuk kita yang masih sendiri. Kita harus belajar mengikhlaskan. Ikhlas, melihat ia menemukan jodohnya. Sedangkan kita? Kita hanya perlu bersabar, menantikan pertemuan dengan jodoh kita yang telah Tuhan atur dengan sedemikian rupa.
Ketika Syawal dihiasi banyak janur kuning melengkung

Itu artinya, banyak orang yang melepas masa lajangnya lebih dulu. Semakin banyak orang yang melepas masa lajangnya, itu artinya banyak orang telah menemukan jodohnya. Lantas, apakah stok jodoh untuk kita semakin berkurang? Jika iya, lalu bagaimana dengan kita yang masih sendiri? Kita hanya perlu berbaik sangka, berusaha, berdoa, dan bertawakal pada skenario terbaik yang telah dituliskan-Nya. Tak usah risau, insya allah mendapat yang terbaik.