besoksenin.co

Begini Awal Mula Ceramic Music Festival Masuk Event Terbaik Nasional

Tommi Pringadi–9 Mei 2021

Besoksenin.co – Kementerian Pariwasata dan Ekonomi Kreatif baru saja merilis Kharisma Event Nusantara 2021. Untuk kategori Event terbaik berbasis Adaptasi dan Inovasi, terselip tulisan Ceramic Music Festival (CMF) dari Provinsi Jawa Barat. CMF bersandingan dengan nama besar seperti Banyuwangi Ethno Festival, dan Ubud Writers & Readers Festival. Apa KEN 2021 itu? Bagaimana awalnya, dan mengapa CMF bisa menang?

Untuk menjawab ini, kami sudah berkumpul bersama dengan beberapa rekan dari Disparbud Majalengka, Direktur JaF, dan Tedi Nurmanto. Sebagai berikut.

Majalengka berprestasi lagi? Sabodo teuing, any*n*. Bukan urusan saya. Enggak bakal ngaruh ke kehidupan saya yang suram. Kiranya begitu. Sebagian orang boleh saja berpendapat seperti itu, tetapi izinkan kami menjelaskan mengapa ini adalah sebuah kabar baik yang selama ini kamu tunggu, bak titik air kecil sehabis kemarau panjang. Hujan mungkin belum tentu datang, tetapi kita sangat berhak merayakan kemenangan kecil ini.

5 tahun kami di bsco, selama itu pula masyarakat Majalengka membicarakan tentang pariwisata. Lebih dari itu, beberapa orang ingin membuat objek wisata baru. Bak membuat wisata baru adalah impian bagi semua orang di kota ini.

"Hari ini tol Cipali sudah jadi, Bandara Kertajati sudah jadi. Satu-satunya cara yang membuat orang-orang mau belok ke Majalengka adalah lewat pariwisata. Kita harus fokus ke sektor ini," beberapa tahun lalu salah satu pemimpin Majalengka berbicara ini dengan lantang.

Orang Majalengka, baik itu pemerintah dan masyarakat sipil, sedang semangat-semangatnya, tapi semua itu lenyap seketika diambil covid-19. Ditambah objek pariwisata di Majalengka sempat ada larangan buka beberapa kali, kondisi buka tutup terus menerus ini yang akhirnya berimbas penurunan pengunjung yang cukup signifikan.

Apa itu Kharisma Event Nusantara?

Barangkali event dulu dikenal sebagai Calendar of Event Indonesia, karena situasi covid-19, ada beberapa perubahan format terjadi, termasuk pergantian nama. Program ini merangkum berbagai events terbaik di negeri ini, dari seluruh provinsi, baik itu di desa maupun di kota. "Kharisma Event Nusantara merupakan salah satu adaptasi di tengah pandemi terhadap penyelanggaraan acara yang akan dilakukan selama 2021 dengan bingkai protokol kesehatan yang ketat," kata Sandiaga Uno dikutip dari website Kemenparekraf. Program ini ditujukan untuk dapat membangkitkan semangat para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama para pelaku event yang terdampak oleh pandemi.

Bagaimana awalnya?

Menurut keterangan Adhi Setya Putra, pada januari lalu pihak Disparbud Majalengka mengikuti semacam acara kurasi event di Provinsi. "Waktu itu kami mengusulkan enam nama saja. Kabupaten lain mendafarkan hingga belasan nama. tapi yang lolos dan masuk ke West Java event hanya tiga; Majalengka Usik, Festival Edelwis dan Ceramic Music Festival, dan nama terakhir ternyata masih lolos sampai ke Nasional," sebut Adhi, Kabid Destinasi ini mengatakan kalau perjalanan CMF hingga masuk event nasional tidak lepas dari peran aktif Jatiwangi art Factory yang ngotot memperjuangkan agar Majalengka bisa selalu masuk dalam peta nasional.

"CMF bisa menjadi kojo kita, agar event Majalengka yang lain bisa mendapat sorotan di nasional," Ahmad Sujai menimpali dari sudut meja yang lain, pemuda tampan yang saat ini menjabat sebagai direktur JaF ini menyuarakan soal optimismenya tentang event-event di Majalengka. Mengenai format CMF tahun ini, Jai mengatakan akan membatasi peserta hanya 1000 orang saja, yang lainnya akan ikut bergabung di desa masing-masing, dan bakal diintegrasikan lewat sambungan video call.

Mengapa CMF bisa menang?

Sebagai informasi, ini adalah pelaksanaan CMF atau rampak genteng yang keempat kalinya. Dirayakan setiap tiga tahun sekali, Jatiwangi art Factory sudah menyelenggarakan CMF pada tahun 2012, 2015, dan 2018. Tahun-tahun tersebut dinamakan sebagai tahun tanah, yang juga bertepatan dengan tahun ini. "Gokilnya, ada banyak musik keramik di dunia, namun CMF masih menjadi satu-satunya festival musik keramik di dunia. Karena identitas Jatiwangi, festival ini bisa ditelisik sampai ke akar-akarnya," seru Tedi Nurmanto, pemuda penggagas acara CMF ini mengaku masih tidak percaya sesuatu yang ia bangun sudah mendapatkan pengakuan nasional.

Ide dasar CMF yang menggunakan genteng yang menjadi ciri khas daerahnya, menjadi sebuah musik; ini benar-benar adaptif, inovatif, dan mengangkat kelokalan. Ditambah Presentasi yang dibawakan Ahmad Sujai, Tedi Nurmanto dan kawan-kawan di Kementrian, membuat CMF masuk sebagai salah satu event di Kharisma Event Nusantara Kemenparekraf.

Ceramic Music Festival foto Dian Pratiwi

Apa keuntungan dan harapan karena masuk KEN 2021?

"Tentunya kita bakal mendapat keuntungan yang besar dari ini. Dukungan, publikasi, mesin marketing skala nasional akan bekerja untuk membantu kita," sebut Adhi ketika kami menanyakan apa keuntungan masuk KEN 2021. "Ini akan melahirkan keiirian yang besar dari kabupaten lain," Adhi sambil tertawa.

"Yang menarik adalah Majalengka sudah bisa bersaing dengan event besar nasional. Ini adalah sesuatu yang mesti kita rayakan," sebut Jai.

Sementara Igun Arief Gunawan menyinggung tentang kepercayaan diri dan optimisme, "Sebutulnya kita sebagai 4 besar Kabupaten/kota kreatif nasional, kita (sudah) layak," Igun berharap CMF bisa menjadi pemicu, agar event yang lain di Majalengka bisa menjadi hype, "CMF sudah menunjukkan kalau Majalengka juga bisa, yang penting adalah bagaimana kita bisa konsisten,"

Mudah-mudahan ini menjadi kabar baik bagi Pariwisata Majalengka yang sedang lesu selama setahun terakhir.