besoksenin.co – Jadi gini, Pejaten Village adalah village yang ada di Sindangwangi Majalengka yang isinya hanya ada satu rumah, satu KK saja. Di sini juga ada sebuah Cottage yang diberi nama Casa De Azura. Berani taruhan, nama kedua pasti kamu sudah ngeuh karena di kota ini, Casa De Azura langsung tenar sejak awal kelahirannya di bulan januari 2021 silam. Terbukti, tempat ini selalu full booking selama kurun dua bulan pertama. Berada di komplek Talaga Pancar, praktis memang ada beberapa bangunan, namun itu adalah warung yang pasti ditinggalkan pemiliknya ketika malam tiba. Kamu butuh menaiki sepeda beberapa menit untuk bertemu lagi ke tanda “peradaban” terdekat, maka rasanya sah-sah aja ketika menyebut ini sebagai tengah hutan. Beginilah pengalamanku menginap di tengah hutan di malam jumat.
Untuk mencapai ke sini, coba cari saja Pejaten Village di google map, atau tanya saja Talaga Pancar ke warlok (warga lokal), orang Sindawangi asli tau sih pasti. Engga sulit untuk menemukan Pajaten Village, karena hanya ada satu rumah berdiri di kawasan itu. Ketika mata saya menemukan Casa de Azura pertama kali, mata saya berbinar karena cottage ini dihiasi lampu. Mungkin karena saya yang alay, atau karena memang ini spesial. Nginep di hotel di tengah kota, terlalu biasa. Mainstream banget. Tapi di sini tuh….
Datang sekitar jam lima sore, kami sudah disambut oleh aa-aa pemegang kawasan. Meskipun dia adalah putra dari pemilik tempat, dan anak muda penguasa Pajaten Village, tapi beliau menyambut kami dengan ramah. Jadi enaknya gitu di sini, karena sudah ada pemesanan by telpon, maka ketika sampai ke sini ya tinggal sikat, engga kagok-kagokan lagi. Dari jauh mata saya terpaku menatap ke Casa De Azura, saya engga pandai mengira-ngira, tapi kira-kira ukurannya adalah 4x4, cukup sih sebenarnya untuk empat orang, tapi ya kayaknya lebih seru untuk berdua. Aku dan kamu. Tapi harus sah dulu. Lamunan saya berakhir tepat ketika Si aa penguasa kawasan mengajak bicara. Alih-alih memalak, dia malah memberi kami seperangkat alat mandi dan kunci cottage. Sambil ketakutan, kami berterimakasih.
Pintu Cottage dibuka, ternyata sabun bukanlah satu-satunya fasilitas yang didapatkan. Tempat ini dibagi 4; ruangan depan yang serbaguna, nyambung ke dapur kecil untuk keluarga kecil kita kelak, juga ke pintu belakang tembus langsung ke sawah. Di sampingnya ada toilet, lengkap dengan shower. Kemudian, ada lantai dua yang untuk mencapainya kamu harus menaiki 7 anak tangga, di lantai dua ada ruang tidur dengan dua bantal dan selimut, ada jendela juga untuk langsung melihat ke sawah, yang fotogenic habis.
Kalau kamu menginap di sini ternyata enggak hanya soal menginap aja, kamu bisa mendapatkan sarapan, tiket ke Curug Kiara Danu, dan pinjem hammock gratis untuk foto-foto. Lengkap banget, kan?
Bayangin kamu lagi di NYC nih, kan pasti pengen didatangi semua, Times Square, Central Park, Manhattan, Broadway, pokoknya semua yang sering kamu lihat di film barat. Nah di Sindangwangi juga banyak destinasinya, mulai dari Talaga Herang yang legend, hingga Ciboer Pass yang masih anyar. Pokoknya ada lebih dari 10 destinasi di Sindangwangi. Kan males ya kalau harus nginep di Majalengka Kota, apalagi ke Cirebon. Ceritanya, saya adalah orang yang pengen mengeksplor semua destinasi di sini, tetapi karena terlalu banyak, waktunya jadi kurang. Jadi saya memilih menginap di Casa De Azura. Lagipula, kan objek wisata di Majalengka itu rata-rata butuh effort berlebih untuk mencapainya, dan sedikit melelahkan. Masa melelahkan-nya harus ditambah sekali lagi untuk mencari tempat menginap? Ya udah kan mending nginep di Sindangwangi-nya.
Jangan-jangan Majalengka sedang membutuhkan apa yang ditawarkan oleh Casa De Azura ini, nggak perlu takut pulang lagi di destinasi wisata Majalengka karena ada cottage/homestay di dekat destinasi yang bisa menampung.
Jika kamu pernah main ke Sindangwangi, apa saja hal yang kamu ingat? Hamparan sawah Ciboer, Buper dan Hutan Pinus, atau air yang mengalir deras di sepanjang jalan? Semua ini ada di Casa De Azura. Saya kira. Untuk kami yang ceritanya lagi ingin mengeksplor Kecamatan Sindangwangi, tempat ini adalah starting point yang tepat.
Ada beberapa pertanyaan yang hari ini terjawab setelah saya merasakan langsung menginap di Casa De Azura: tentang mengapa tempat ini engga pernah iklan, tapi booked di dua bulan pertama, selebgram-selebtiktok, hingga Risty Tagor datang ke sini. Tentang beberapa diantara mereka yang pernah ke sini, datang lagi dan lagi. Tentang mengapa setiap orang yang pernah ke sini, malah menjadi agen agar teman-koleganya datang ke Pajaten Village juga. Perlu digarisbawahi juga Casa De Azura engga hanya bakal ngomongin view, di sini makanannya juara. Ada makanan berat, seperti nasi rames dan steak, hingga ke cemilan semacam pisang goreng keju. Mau BBQ juga bisa. Cobain dulu, pasti ketagihan. Oh ya kopi, di sini tersedia kopi beneran, bukan kopi sachet.
Sekitar jam setengah 9 malam, pemilik dan keluarga datang. Alih-alih segera istirahat sehabis melakukan perjalanan jauh, Pak Haryono dan istrinya malah ikut nimbrung. Pertanyaan seperti datang jam berapa, sudah makan belum terlontar, mereka juga menjelaskan tentang hal-hal yang ada di Sindangwangi. Bahkan anak-anaknya pun dipanggil, dan berinteraksi dengan kita. Sederhana memang, namun hal-hal seperti ini yang luput dilakukan oleh orang lain. Ditemeni gemercik air sungai mengalir, dan suara hewan hutan, kami mengobrol berjam-jam, sampai mengantuk. Hal ini yang bikin saya akan selalu mengingat Pajaten Village sampai kapan pun.
Buat sobat yang mau mencoba menginap di Casa de Azura, Info dan Pemesanan 08985220090 (Rama Adytia)