besoksenin.co

Les go, Lele yang Ingin Menggantikan Boled Kertabasuki

Besoksenin25 Mei 2022

besoksenin.co – Lele di sini bukan lele Selena Mobile Legends, melainkan lele asli. Ketika mendapat undangan ke Desa Kertabasuki, belum ada bayangan bagaimana kondisi desanya, karena belum pernah ke sana sebelumnya. Sempat tersesat dan bertanya pada warga, saya menepuk kening sendiri ketika sampai di lokasi. “Kalau ini sih, sering saya lewati kalau ke Maja, kalau ke Panyaweuyan. Kok sering ke sini, enggak sadar ada Desa bernama Kertabasuki?” tutur dalam hati. Lalu apa hubungannya Desa Kertabasuki dan lele?

Kondisi di luar desa cukup ramai, banyak kendaraan terparkir, bahkan ada mobil travel. Desa Kertabasuki sepertinya memang tempat persinggahan karena tepat berada di tikungan, ada masjid, pohon beringin dan beberapa warung. Di dalam, sekitar 30 warga sedang khusyu mendengarkan materi. Waktu itu mereka sedang membahas modal, bahwa modal itu bisa berupa ilmu atau pengetahuan, koneksi atau jejaring, dan terakhir adalah karakter. Rasanya cocok, karena ketika melihat sekeliling kondisi desa benar-benar sederhana. Rasanya ini adalah kantor kepala desa paling sederhana yang pernah saya kunjungi.

Saya mengedarkan mata ke sekeliling, mencoba mengintip peserta satu per satu. Ibu-ibu, yang dipimpin langsung oleh istri Kepala Desa mengenakan baju dan kerudung dengan warna yang sama, setelah diperiksa lagi, bajunya berbeda, sepertinya mereka hanya janjian saja. Sementara baju yang dikenakan bapak-bapak terlihat lebih beragam. Pesertanya adalah anggota karang taruna, ibu-ibu PKK, dan para pemilik UMKM setempat. Listrik juga beberapa kali mati, dan narasumber harus berteriak karena mic tidak berfunsi. Kami melihat kesederhanaan.

Namun, yang lebih penting, kami juga melihat semangat. Mereka sangat aktif, beberapa peserta terlihat mencatat materi yang disampaikan, beberapanya lagi memotret dan mengambil video dari materi yang ditampilkan di layar. Seolah-olah materi ini sangat berharga, sehingga bisa dilihat lagi suatu hari nanti. Saat acara beralih ke tanya jawab pun, nyaris semua peserta mengacungkan tangan.

Saya terus mengikuti dan menikmati acara, hingga tak terasa tibalah waktu jeda. Di sana lah kami memiliki kesempatan untuk mewawancarai Lusy, atau Sekretaris Desa yang menjadi panitia. “Ini pertama kalinya kami mengadakan pemberdayaan packaging. Kami sudah merasa cukup percaya diri dengan kualitas produk, rasanya sekarang adalah momentum bagi Desa Kertabasuki untuk upgrade, untuk mulai menyentuh ke ranah kemasan,” buka Bu Ulis ketika ditanya apa latar belakang mengadakan pemberdayaan ini.

Lusy bercerita bahwa dahulu Desa ini sempat terkenal dengan Boled, atau ubi jalar. Lalu karena satu dan lain hal boled menurun. Kemudian ada salah satu anggota Karang Taruna yang berhasil menjadi ternak lele, namun masih jual utuh. “Jadi untuk mendukung itu, kami mengadakan pemberdayaan budidaya lele,” rupanya warga Desa Kertabasuki berhasil menciptakan produk lele, dan merasa sudah puas dengan itu, sekarang adalah soal kemasan.

Les go

Produk itu dinamakan les go, atau lele siap goreng. Les go hadir untuk sobat yang kedul, karena biasanya untuk ikan-ikanan, kita kan suka malas mengolahnya. Lele juga dirasakan bisa masuk ke berbagai lapisan masyarakat, buktinya saja banyak tukang pecel lele di sepanjang jalanan Majalengka. Jadi tinggal beli les go, sobat sudah engga usah ngapa-ngapain, tinggal goreng saja.

“Kami ingin mempunyai satu produk desa yang benar-benar unggulan, harapannya kami bisa membranding diri sebagai desa pengolah lele,” Les go ini diharapkan menjadi produk unggulan, dan menjadi lokomotif bagi produk-produk Desa Kertabasuki lainnya. Jika boled atau ubi jalar sudah redup, sekarang Kertabasuki sudah bersiap-siap menjadi desa lele.